YUK, BIKIN MAJALAH SEBAGAI MERCUSUAR SEKOLAH

 

 

Judul               : YUK, BIKIN MAJALAH SEBAGAI MERCUSUAR SEKOLAH 

Tema               : MENGELOLA MAJALAH SEKOLAH

Resume ke      : 12

Gelombang     : 24

Hari/Tanggal  : Jum'at, 11 Februari 2022

Pukul               : 19.00-21.15 WIB

Narasumber   : WIDYA SETIANINGSIH, S.Ag.

Moderator      : Maesaroh, S.Pd., M.Pd.


    Baru-baru ini pada peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2022, Mendikbud Ristek RI, Nadiem Anwar Makarim menyatakan harapannya agar momentum HPN makin meciptakan kolaborasi yang erat antara insan pers dan insan pendidikan. Beliau mengajak insan pers nasional berkolaborasi untuk mewujudkan Merdeka Belajar. Bahkan, beliau menyebut produk-produk jurnalistik bisa menjadi salah satu materi belajar

"Materi belajar dari media massa dapat memperkaya pengalaman belajar peserta didik maupun para pendidik. Misalnya, sebuah artikel bisa memantik diskusi yang melatih kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Media massa merupakan salah satu institusi strategis dalam pembangunan karakter bangsa selain sekolah atau lembaga pendidikan. Media massa menjadi salah satu sumber belajar penting yang memperkaya ekosistem pendidikan nasional, khususnya di era informasi seperti saat ini." (Mendikbudristek RI)

  Dua hari lalu, tiap tanggal 9 Februari, bangsa Indonesia khususnya insan pers (jurnalis) merayakan Hari Pers Nasional (HPN). Pada tahun ini, peringatan HPN 2022 mengangkat isu lingkungan serta masalah masa depan jurnalis di tengah perkembangan teknologi komunikasi dan media. HPN yang selalu diselenggarakan di lokasi dan tema yang berbeda-beda, pada tahun ini dipusatkan di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara secara hybrid (luring dan daring)Dilansir dari situs BeritaSatu.com, salah satu rangkaian acara peringatan HPN adalah Konvensi Nasional Media Massa dengan mengusung tema "Membangun Model Media Massa yang Berkelanjutan." Konvensi yang dilaksanakan selama dua hari, tanggal 7 dan 8 Februari tersebut membahas tiga isu utama, yaitu keberlanjutan media, publisher right, dan kedaulatan digital. Simak acara konvensi tersebut melalui Kanal Youtube Dewan Pers Official di sini serta kesimpulan dan rekomedasinya di sini

    Eits, lalu apa kaitan Hari Pers Nasional 2022 dengan tajuk Kelas BM Gel. 23-24 malam ini?? 

    Sungguh beruntung aku kembali bergabung di angkatan gelombang ini. Beberapa kali mengikuti Kelas BM, tapi aku tidak bisa konsen dengan baik hingga belum juga menyandang predikat alumni (jangan ditiru ya lulusnya lama, 😄). Putaran ke-12 malam ini menghadirkan moderator dan narasumber hebat dan luar biasa, dengan mengangkat tema tentang "Mengelola Majalah Sekolah." Di samping itu, menurut info yang kuperoleh dari Kak Maydearly, tajuk khusus ini merupakan tema baru yang belum pernah dibahas di pertemuan angkatan sebelumnya. Woow, Exited banget 😮! 

    Okay, berbicara soal majalah, tetiba aku teringat memori saat menjadi mahasiswa. Izinkan aku membagikan kisah tempoe doeloe-ku. Ketika itu aku berkecimpung dalam UKM, yaitu pers mahasiswa (Persma). Bisa dikatakan, dulu aku termasuk aktivis persma atau isilahnya jurnalis kampus. Aku pernah mengikuti beragam Diklat Jurnalistik dari tingkat dasar hingga tingkat lanjut. Bahkan, dulu sempat menduduki jabatan sebagai Pemimpin Umum Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) di fakultasku yang bernama "Pilar Demokrasi."

    Namun patut disayangkan ketika itu kami belum berhasil menerbitkan produk jurnalistik berupa majalah sekalipun dalam setahun masa kepengurusan. Padahal SDM Pilar Demokrasi kala itu cukup mampu menggarap sebuah majalah bila saling bersinergi dan kompak. Era 2000-an pasca reformasi 1998, terjadi kevakuman di organisasi kemahasiswaan, termasuk LPM di kampusku. Ini berlangsung sejak beberapa tahun sebelumnya. Namun demikian, kami tetap eksis melaksanakan kerja-kerja jurnalistik dengan menerbitkan sebuah Buletin Dwimingguan "Deru Pos", meski hanya dalam jumlah terbatas. Penamaan ini dilatarbelakangi alamat kampus yang kami berada di Jalan Demangan Baru No. 24 Yogyakarta, sehingga kalau disingkat menjadi Deru Pos.

    Berkaitan dengan pernyatan Pak Menteri Nadiem yang kukutip di atas, sangat menarik untuk kita refleksikan bersama. Secara eksplisit beliau mengapresiasi media massa dan kerja-kerja serta produk-produk jurnalistik. Dikatakan bahwa ekosistem pendidikan nasional, termasuk di dalamnya institusi pers, berperan besar dalam pembangunan karakter bangsa. Ini sejalan dengan program dan kebijakan Kementerian Pendidikan yang bermuara pada terwujudnya profil pelajar Pancasila, yaitu pelajar yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia; berpikir kritis; kreatif; mandiri; bergotong royong; dan berkebinekaan global.

    Yang perlu digarisbawahi dan menjadi key word adalah media massa dan produk jurnalistik. Taukah Sobat blogger apa itu Jurnalistik dan apa saja produk-produknya? Bagaimana perbedaan Pers, jurnalisme, dan media? Bagaimana membuat dan mengelola serta menentukan rubrik dalam majalah sekolah?? Baiklah, yuuks mari kita ikuti giat KulWa etape ke-12 Gel 23-24 bersama-sama. 

    Pada agenda malam ini, bertindak sebagai moderator di kelas BM adalah Bu Maesaroh, M.Pd. yang di pertemuan ke-4 pernah menjadi pemateri/ narasumber. Hayoo mari kita ngat-ingat lagi sob, tema apa yang dibawakan perempuan yang kerap disapa Maydearly atau Kak Mae "Ratu Diksi" saat itu? Exactly, tajuk pembahasan di malam itu adalah "How To Be The F1." 

    Ups, tapi malam ini Kak Mae bukan materi, melainkan sebagai moderator, yang kelihaiannya dalam meramu kata, membius elok nan luar biasa. "Selamat bersua di bilik senja yang jingga, semoga menggugah selera untuk menguntai pena. Sebuah temu semoga melabuhkan rindu, hingga tercipta semangat yang menggebu. Menghinggapi derai angin yang mencipta segumpal kenangan enggan mati.," ucapnya dengan sepenuh manja, membuka dan menyapa seluruh peserta di giat KulWA putaran ke-12. 

    Maydearly menegaskan branding dirinya sebagai Ratu Diksi dengan aksen kalimat puitisnya yang membuaikan sambil memperkenalkan narasumber. Untaian bait-bait puisi dalam opening-nya hampir 25-an menit. Seperti pertemuan ke-11 tempo hari. Namun tidak masalah. Dengan gaya dan style nya yang memesona, kak Mae merangkai sajak yang gegap gempita meneduhkan jiwa. Dijelaskannya bahwa narsum kali ini adalah sosok pembelajar. Kera Ngalam (arek Malang) ini tak pernah berhenti mengembara mengukir pena hingga ia mampu melahirkan karya perdananya berjudul "Laras-laras Makna dalam Puisi". 

    Kak Mae membersamai narsum hebat dari Malang Jawa Timur yang akan membagikan pengalaman tentang cara mengelola majalah sekolah. Siapa lagi kalau bukan Bu Widya Setianingsih, S.Ag. Menilik CV-nya, sungguh cetar membahana!! 

    Bunda dari dua jagoan, Altha dan Bisma, ini awalnya menjadi peserta angkatan 21 kelas BM PGRI. Berkat ketekunan dan kegigihannya yang selalu with Sense of Motivation dalam menulis, Kak Widya menjadi peserta terbaik yang lulus tercepat di angkatannya. Great applause for hers👏👏👏👏. 

    Kak Widya merupakan seorang guru kelas di MI (Madrasah Ibtidaiyah) Khadijah Malang, Jawa Timur. Alumnus Jurusan PAI di UIN Maulana Maik Ibrahim (Maliki) Malang ini spesialis mengajar anak-anak usia kelas 1 dan 2 SD. Motto hidupnya sangat menginspirasi seperti ungkapan "You are What you Think," yaitu: Be The First or Be The Best. "You Can Do Anything If You Believe It." Silakan Sobat Blogger mengulik lebih jauh tetang profil beliau di SINI


Buku Solo Kak Widya; Antologi Puisi Cinta berjudul "Laras-Laras Makna Dalam Puisi"

    "Semoga semangat tetap membara, berkobar di dalam dada. Tak akan mundur, sebelum resume meluncur. Pantang menyerah sebelum buku solo tercipta," ucap Kak Widya memberikan semangat dan menginspirasi para peserta sebelum memulai paparannya. 

    Tak lupa Kak Widya mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada Om Jay - Guru Blogger Indonesia, segenap panitia, dan para narsum yang luar biasa di kelas BM. Berkat ketekunannya berproses di kawah candradimuka Belajar Menulis PGRI dan karena tangan dingin mereka, terutama Kak Mae -yang memberikan kata Pengantar di buku solo perdananya, beliau bisa memiliki buku karya sendiri. Dan, malam ini diberikan tribute istimewa sebagai narsum kelas BM untuk pertama kalinya.

   Kak Widya menyampaikan materinya dengan penuh semangat dan men-share PPT yang berisi 34 halaman kepada seluruh peserta. Silakan mengunduhnya di SINI. Selama 10 tahun lamanya, Putri ke-4 dari Bapak Syarif  dan Ibu Martini ini dipercaya sebagai Pimpinan Redaksi Majalah Sekolah di MI tempatnya mengabdikan diri. Pengalaman aktivis GELEM (Gerakan Literasi Madrasah) ini dalam mengelola majalah sekolah sudah tidak diragukan lagi. Terbukti sejak di-lauching 13 tahun lalu, Majalah di madrasahnya yang diberi nama "Kharisma" (Khadijah is My Inspiration), tetap eksis hingga kini.

PERBEDAAN JURNALISTIK, PERS, DAN MEDIA

    Dikutip dari situs Romeltea.com terdapat perbedaan mendasar antara Jurnalistik atau jurnalisme identik dengan media dan pers. Ketiga istilah ini terkait erat, namun tidak sama. Secara sederhana, Jurnalistik merupakan proses, aktivitas, juga keterampilan (skills). Media adalah sarana. Pers adalah lembaga. 

    Jurnalistik adalah aktivitas, proses, ilmu, dan keterampilan meliput peristiwa, menulis, menyunting, dan publikasi berita melalui media massa. Bisa dikatakan, jurnalisme itu aktivitas pemberitaan melalui media massa. Peliputan peristiwa, wawancara, menulis berita, dan menyampaikannya kepada pembaca, pendengar, atau pemirsa adalah aktivitas jurnalistik. 

    Media –singkatan dari media massa— adalah sarana publikasi atau penyebaran berita yang sudah diproses melalui jurnalistik. Media sosial juga menjadi sarana publikasi. Namun, media sosial itu tempat sharing (berbagi) yang dilakukan para pengguna atau warganet (netizen). Media massa itu tempat reporting (melaporkan) yang dilakukan wartawan.

    Sedangkan Pers (press) adalah lembaga penerbitan atau perusahaan media. Sebuah media dianggap resmi (legal) jika diterbitkan oleh lembaga (yayasan/perusahaan).

    Dewan Pers mensyaratkan perusahaan berbentuk PT untuk media massa resmi, baik media cetak, penyiaran, maupun media online (media siber). Dewan Pers hanya mengakui media yang memiliki badan hukum.

    Dari pengertian di atas tampak jelas perbedaan antara jurnalistik, media, dan pers. Berikut ini tabelnya.


    Adapun produk jurnalistik dapat berupa surat kabar atau koran, majalah, tabloid, buletin dan lain lain seperti dilansir jelajahnews.com berikut ini,

SELUK BELUK MAJALAH

    Sebelum kita membuat majalah sekolah, kita harus tahu dulu apa saja isi dapur dari sebuah majalah. Ibaratnya mau memasak kita harus tahu resep, bahan, yang akan kita gunakan untuk meramu masakan agar tidak salah resep. Jadi di awal kita harus tahu apa itu definisi majalah, isi tulisan, penyusunan/penentuan rubrikasi, dsb.nya. 

    MAJALAH menurut KKBI adalah: "Terbitan berkala yang isinya meliputi berbagai liputan jurnalistik, pandangan tentang topik aktual yang patut diketahui pembaca." Sedangkan Majalah Sekolah adalah majalah yang dikelola, dibuat dan diedarkan di kalangan sekolah. Dari sekolah, oleh sekolah dan untuk sekolah. Keunggulan Majalah Sekolah yaitu tidak perlu menentukan segmentasi pasar (kalangan pelangan yang dituju), sebab pelanggan/pembacanya sudah jelas dan pasti dari peserta didik, orang tua dan  seluruh warga sekolah. Atau bisa juga instansi terkait, misalnya dinas pendidikan atau guru-guru di sekolah lain.

    Berdasarkan waktu terbitnya, majalah dibedakan atas: Majalah Bulanan, Tengah Bulanan, Mingguan, dan sebagainya. Menurut Isinya dibedakan Sementara menurut pengkhususan isinya, dibedakan menjadi: majalah berita, anak-anak, wanita, remaja, olahraga, sastra, ilmu pengetahuan tertentu, dan sebagainya

PANDUAN PRAKTIS MENERBITKAN MAJALAH SEKOLAH

    Ada beberapa langkah yang harus ditempuh apabila ingin menerbitkan majalah sekolah, antara lain sebagai berikut:

  1. Menyatukan ide dan gagasan. Mencari teman-teman yang memiliki jiwa literasi dan organisasi. Membentuk susunan redaksi majalah.
  2. Mengajukan Proposal, yang meliputi: latar belakang, tujuan, susunan redaksi, anggaran dana, dsbnya. 
  3. Membuat rancangan majalah. Menentukan nama majalah, penentuan rubrik atau isi berita, pendanaan dll.
  4. Mencari rekanan pendukung. Percetakan, sponsor dll.

    Setelah proposal disetujui pihak sekolah, langkah berikutnya adalah menyusun dewan redaksi majalah sekolah. Dalam hal ini kita perlu mencari guru-guru yang MAU dan bersedia belajar untuk menjadi crew-nya.

    Untuk susunan Tim Redaksi, Majalah sekolah pada dasarnya sama dengan Majalah Umum. Hanya saja kita buat lebih ramping. Dan beranggotakan dewan guru maupun siswa (di jenjang SMP/MTs atau SMA/SMK/MA). Berikut ini contohnya:

Susunan Redaksi Majalah Sekolah dan Jobdesk-nya

  1. Penasihat: Yayasan Sekolah/Komite Sekolah. Job Description atau Tugasnya: Memberikan segala pertimbangan terhadap segenap crew tentang majalah sekolah
  2. Penanggung Jawab: Kepala Sekolah. Tugasnya: Bertanggung jawab atas keseluruhan jalannya penerbitan pers, baik ke dalam maupun ke luar. Dalam hal ini berperan sebagai Pemimpin Umum. Ia dapat mendelegasikan tugas yang berkaitan dengan isi penerbitan (redaksional) kepada Pemimpin Redaksi. 
  3. Pemimpinan Redaksi (Editor in Chief). Bisa berasal dari Guru yang ditunjuk. Pemimpin Redaksi bertanggung jawab terhadap mekanisme dan aktivitas kerja keredaksian sehari-hari. Ia harus mengawasi isi seluruh rubrik media massa yang dipimpinnya.
  4. Editor. Tugasnya: Bertanggung jawab untuk melakukan swasunting tulisan, proofreading dan mengedit semua tulisan
  5. Reporter. Reporter merupakan ujung tombak di bagian redaksi, yang bertugas mencari berita lalu membuat atau menyusunnya, merupakan tugas pokoknya. Awak redaksi inilah yg disebut jurnalis atau wartawan.
  6. Fotografer. Bertugas memotret atau mengambil gambar peristiwa atau objek tertentu yang bernilai berita atau untuk melengkapi tulisan berita yang dibuat wartawan tulis.
  7. Layouter. Tugasnya mendesain cover majalah, dan tata letak isinya agar menjadi menarik dan tampilannya komunikatif dan enak untuk disajikan dan dibaca.
  8. Bendahara. Tugasnya: Mengatur jalannya sirkulasi keuangan majalah sekolah

Manfaat majalah sekolah itu?

  • Sebagai sarana komunikasi sekolah dengan walimurid, dan siswa
  • Media komunikatif sekolah yang berisi berita-berita sekolah, informasi, pengetahuan dan hiburan.
  • Wadah kreativitas guru dan siswa dalam berkarya (menulis, menggambar  dll)
  • Sarana publikasi sekolah di masyarakat.
  • Menjadi kebanggaan sekolah dan menambah nilai plus sekolah terutama saat akreditasi. Hal ini dapat menunjang sekolah kita terakreditasi dengan nilai A (exellent).

 Aspek Penting dalam Membuat dan Menerbitkan Majalah Sekolah

  • Membuat nama majalah. Buatlah nama yang unik, menarik dan mudah diingat. Bisa juga membuat nama majalah berupa singkatan nama sekolah, atau kata-kata yang menginspirasi. Contoh : SMART, MUTUALISTA, KONTAK, CAHAYA, atau KHARISMA (singkatan dari Khadijah Is My Inspiration). 
  • Menentukan Rubrik atau artikel yang akan ditampilkan:

    1. Visi Misi Sekolah : Visi, misi sekolah masing-masing dituliskan di hal 2.
    2. Salam Redaksi : Kata sapaan pimred pada pembaca, menyampaikan isi majalah secara singkat, tema majalah, kondisi teraktual saat itu.
    3. Berita Sekolah : Kegiatan-kegiatan sekolah, misalnya peringatan PHBI-PHBN, kegiatan sekolah dll.
    4. Profil Guru : Dimuat secara bergiliran mulai dari kasek, wakasek, guru, staf pendidik.
    5. Profil Siswa Berprestasi: Menampilkan siswa paling berprestasi.
    6. Karya Siswa : Menampilkan tulisan siswa, puisi, cerpen, foto hasil karya siswa berupa kerajinan, gambar dll.
    7. Kegiatan Siswa: Kegiatan outing class, atau pun inc lass. Misalnya outbound, praktek di kelas, unjuk kerja, game dll.
    8. Quiz berhadiah: Disesuaikan dengan jenjang kelas. Untuk SD TTS, tebak gambar, dll. Dan berhadiah.
    9. Prestasi Sekolah : menampilkan prestasi terbaru dari guru, siswa, dan sekolah.
    10. Info dan pengumuman: Info ujian, libur dsb.nya.
      • Dalam hal layout (tata-letak) biasanya, alamat, Visi dan Misi sekolah dicantumkan di halaman 2 (di balik cover). Jika menginginkan memasang foto crew majalah bisa juga di letakkan di halaman 2. Oleh karena itu, dibutuhkan kreativitas dari guru atau siswa (jenjang SMP/MTs-SMA/SMK/MA) sebagai awak redaksinya agar menu sajian majalah lebih beragam. Misalnya Rubrik Cergam (Ceria Bergambar), kita cari siswa atau guru yang pintar menggambar. dengan begitu, karya siswa bisa terwadahi di sini, misal berupa puisi, cerpen, dan karya kerajinan siswa (keterampilan KI 4). 
      • Dalam Rubrik tambahan misalnya, Do You Know, bisa memuat pengetahuan umum untuk siswa yang disajikan dalam 2 bahasa, yaitu bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia. Rubrik Belajar Bahasa, disajikan dalam bahasa Inggris, Arab dan Indonesia. Sebaiknya kosa-katanya berganti ganti sesuai dengan tema majalah. Dan untuk menarik minat pembaca bisa juga dibuat Rubrik Kuiz berhadiah, berupa TTS, tebak gambar, dll., sesuai jenjang usia pembaca. Kemudian bisa juga dibuat rubrik Berita Foto yang berisi foto siswa berprestasi atau saat melakukan Kegiatan outing kelas, praktek, unjuk kerja, dll.

    • Mengajukan ISSN. Agar majalah kita memiliki hak paten, maka mengajukan ISSN sangatlah penting. Ciri-ciri terbitan berkala adalah memiliki nomor registrasi yang dikenal sebagai ISSN (International Standard of Serial Number) yang berlaku secara global. Sementara itu khusus untuk terbitan tunggal seperti buku, menggunakan nomor registrasi ISBN (International Standard Book Number). Nomor registrasi ini dipakai sebagai alat identifikasi atas aneka publikasi di seluruh dunia. Kita bisa menghubungi penerbit untuk membantu kita mendapatkan ISSN maupun ISBN.
    • Menentukan Bahasa yang dipakai dalam majalah. Sebelum menentukan bahasa yang akan kita pakai, kita harus mengetahui sasaran pasar kita yakni siswa-siswi kita dan walimurid. Saran :

      1. ✍️Gunakan bahasa yang mudah dimengerti anak-anak.
      2. ✍️Tidak menggunakan bahasa terlalu formal/kaku.
      3. ✍️Gunakan bahasa keseharian dan pergaulan.
      4. ✍Selipkan bahasa-bahasa gaul yang lagi ngetrend (asalkan harus sopan). Misalnya hay gaess, hai sobat (sapaan  untuk para pembaca)
      5. 👉Gunakan bahasa komunikatif sehingga seolah-olah kita sedang berbincang dengan pembaca.

    • Carilah tema dari hal yang lagi booming atau ngetrend di lingkungan sekolah dan masyarakat. Isue-isue keseharian yang sedang booming di lingkungan sekolah dan masyarakat bisa kita gunakan sebagai tema. Misalnya :

      • 👉🏻 Tetap Berprestasi di Masa Pandemi.
      • 👉 Semakin Berilmu Semakin Berakhlak
      • 👉  Let's go green
      • 👉 Raih Mimpi Setinggi Bintang
      • 👉🏻 Hold Your Star, dll.

    • Cover dan Layout Menarik.

      • Fungsi dari cover majalah adalah untuk melindungi isi majalah. 
      • Mencerminkan tema dan isi majalah. Karena itu tampilan cover harus menarik pembaca.

             Hal yang perlu diperhatikan dalam Layout dan tata letak majalah.

      • Dibuat sesuai tema dan tingkatan usia pembaca (SD, SMP, SMA).
      • Praktis, simpel, menarik dan memuat seluruh artikel dengan penataan padat tapi tidak sumpek.
      • Carilah guru yang berkompeten di IT sebagai tenaga layout dengan menggunakan aplikasi CorelDraw.
      • Untuk cetak majalah tidak semuanya kita cetak warna, hal ini untuk menekan budget agat tidak terlalu tinggi. Bisa 8 halaman saja yang di cetak warna, yang lainnya cukup hitam putih saja.

    • Pembiayaan. Pembiayaan digunakan untuk:

      1. Biaya cetak majalah
      2. Membayar HR crew. Perlu diberikan honor untuk seluruh crew agar senantiasa semangat dalam menjalankan tugas jurnalisme
      3. Pembelian hadiah kuiz, dll

              Sumber pembiayaan cetak majalah bisa dibagi menjadi 3, yaitu:

      1. Murni dari siswa: Siswa membeli majalah (dimasukkan di daftar ulang atau SPP)
      2. Anggaran BOSDA. Pembiayaan majalah bisa diambilkan dari dana BOSDA dengan kode rekening biaya cetak/penggandaan dan membayar honorarium.
      3. Sponsor. Bisa dengan menggandeng walimurid yang ingin memasang iklan tentang usaha atau bisnisnya di majalah. Tarifnya bisa disesuaikan utk pemasangan iklan di bagian cover, 1 halaman full atau separonya, tergantung kebijakan team. Hal ini dapat mendatangkan dan pemasukan berkala yang menopang keberlanjutan majalah sekolah. Bisa juga kerja sama dengan perusahaan dari CSR nya asalkan dengan perjanjian yg tidak mengikat.

    • Percetakan. Tidak bisa dipungkiri percetakan merupakan faktor penting adanya majalah secara fisik. Akan tetapi, bila tidak memungkinkan majalah dicetak karena beberapa hal misalnya pendanaan, situasi tidak bisa tatap muka karena pandemi maka majalah bisa juga disampaikan dalam bentuk online atau digital. Misalnya di-share dalam bentuk PDF melalui WhatsAp, Web sekolah, IG, Facebook dll. Bisa juga melalui aplikasi flipbook atau photoshop.
    • Upgrade Ilmu secara Kontinyu. Agar majalah selalu up to date maka harus ada jadwal untuk mengupgrade ilmu bagi para crew. Misalnya pelatihan menulis berita (reportase) dan opini, pelatihan aplikasi Corel, Photoshop untuk layout dll. dengan memberdayakan teman sejawat atau mendatangkan narasumber ahli.
    • Pupuk Kekompakan Team. Ibaratnya tubuh maka crew majalah adalah bagian team yang memiliki tugas SAMA PENTING nya. Oleh karena itu, team harus solid, terus pupuk kekompakan team. Saling mendukung dan mengisi kekurangan satu sama lain adalah kunci langgengnya sebuah team.

        Demikianlah materi yang luar biasa dari Kak Widya tentang sembilan (9) langkah panduan dalam mempersiapkan pembuatan majalah sekolah. Kak Widya mengajak supaya semua sekolah mampu mewujudkan impian memiliki majalah sekolah sendiri. Tujuannya menjadikan majalah itu sebagai mercusuar sekolah sehingga semakin populer dan dikenal masyarakat luas. Sebagai warga sekolah pastinya tersemat rasa bangga dan juga bisa menambah poin nilai saat akreditasi sekolah. Untuk saat ini bisa jadi terasa berat, impossible, dan sulit. Tapi dengan mengawali satu langkah demi langkah menaiki anak tangga, insyaallah terus tak terasa kita telah mencapai puncak 'piramida' keberhasilan.

        Patut dicatat bahwa hal terpenting dari sebuah produk majalah sekolah adalah turut menyukseskan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang digaungkan pemerintah sejak tahun 2014/2015. Suatu kompetensi dasar dalam berliterasi baca-tulis, selain ragam literasi lainnya, mesti dipupuk sejak dini. Bisa diwujudkan dalam suatu karya apa pun kemudian dimuat di dalam media majalah yang dimiliki sekolah. Di samping itu, dalam konteks tertentu, majalah sekolah sebagai produk jurnalistik dapat juga dijadikan sumber belajar (materi) maupun media pembelajaran, seperti harapannya mas Menteri di atas. Semoga dapat kita laksanakan. Aamiiin



    Komentar

    1. Selalu menjadi resume yang saya tunggu untuk dibaca, bisa menjadi juara nih
      Wah dua kali dapet hadiah terbaik dong he

      Saya rekomendasikan ke narasumber ya

      BalasHapus
      Balasan
      1. Alhamdulillah klo resume sy dinanti2kan pembaca, berarti bermanfaat. Terimakasih sudah sabar menunggu,,,,🙂

        Hapus
    2. resume ini bertambah baik tata letaknya

      Salam Literasi

      BalasHapus
      Balasan
      1. Siap pak Zaki..terima kasih atas apresiasinya.
        Salam literasi.

        Hapus
    3. Masya Allah keren sekali resumenya Pak ,lengkap bgt n tersusun indah

      BalasHapus
      Balasan
      1. Terima kasih bu Yati.l atas support dan apresiasinya..
        Masih terus belajar menghadirkan konteks dunia di luar isi materi yg disampaikan narsum, biar tulisan lebih 'berkarakter'

        Hapus
    4. Resume yang sangat bagus dengan informasi tambahan yang cukup lengkap...keren

      BalasHapus
      Balasan
      1. Terima kasih bu Tutik atas apresiasinya.. Mari terus belajar bersama2

        Hapus
    5. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      BalasHapus
    6. Balasan
      1. Aamiien ... Terima kasih bu Rina, semoga terinspirasi

        Hapus
    7. Sangat bagus sekali tulisannya dengan pembuka berita HPN dan berkaitan dengan Materi....

      BalasHapus
      Balasan
      1. Terima kasih atas apresiasinya pak Rahmat..
        Sebetulnya hanya kepengin menegaskan, dunia jurnalistik pasti lekat dengan majalah (sekolah).. Jadi wajib tau HPN sekalipun agak jauh dengan isi materi atau manajemen keredaksian majalah

        Hapus
    8. Seandainya resume saya belum kumpul mungkin saya akan terpengaruh s kali dengan isi resume bapak, keren banget Pak. Lengkap, nyaman dibaca, sudah seperti sebuah buku yang dirindukan.

      BalasHapus
      Balasan
      1. Aaemiien.. Terima kasih atas apresiasinya, bu Susi..
        Sebetulnya bisa koq bila ingin nambah dan ngurangi file isi resume yang sudah dikumpulkan. Tidak apa2 disusulkan perubahannya.
        Semangaatt. Salam literasi

        Hapus
    9. Tulisan yang tertata rapi dan sanggattt lengkap dengan informasi 👍👍👍

      BalasHapus
      Balasan
      1. Terima kasih bu Mia..masih harus terus belajar konsisten menulis.

        Hapus
    10. Balasan
      1. Terima kasih kunjungannya bu Widya..
        Pantang beringsut sebelum buku solo terwujud.
        Masih harus belajar konsisten menulis.

        Hapus

    Posting Komentar

    Postingan Populer