Cerdas Mengelola Sampah,Berujung Keberkahan Melimpah
Sampah tidak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia. Ribuan ton sampah dibuang setiap hari. Bila tidak dikelola dengan baik, limbah sampah akan menyebabkan penyakit, banjir, bahkan bencana kemanusiaan lainnya.
Di daerah saya, Kampung Botokan RT. 04, merupakan salah satu Rukun Tetangga (RT) di Padukuhan Potorono. Derdapat empat (4) RT, yakni RT. 01, RT. 02, RT. 03 dan RT. 04. Di lingkungan RT. 04, ada sekitar 70 Kepala Keluarga (KK). Rata-rata perhari dari satu keluarga biasanya membuang satu tas kresek sampah ukuran 40 X 60 cm (sekitar 0,7 kg). Bila sampah rumah tangga ini dikalikan 70 KK, maka dalam seminggu menghasilkan 343 kg sampah. Woow hampir 3,5 kwintal sampah tiap harinya. Ini baru dari satu RT saja, bagaimana klo satu pekdukuhan, kelurahan bahkan hingga satu Kabupaten?
Sampah di Kp. Botokan RT. 04 diambil seminggu dua kali, yakni hari Rabu dan Sabtu. Petugas yang mengambilnya bernama pak Suntar. Waktunya biasanya di pagi hari sekitar jam 07.00 Wib. Pak Suntar mengelilingi kampung kami dengan mengendarai mobil pick up berwarna putih. Di ambilnya sampah dari rumah ke rumah yang sudah diletakkan warga di depan rumahnya. Warga biasanya membungkus sampah rumah tangga di dalam trash bag atau kresek.
Berdasarkan jenisnya, sampah yang dihasilkan ada tiga, yakni sampah organik, anorganik, dan sampah B3. Sampah organik mencakup sisa makanan, tumbuhan, hingga dedaunan. Sampah jenis ini bisa dikatakan sebagai sampah ramah lingkungan bahkan sampah bisa diolah kembali menjadi suatu yang bermanfaat bila dikelola dengan tepat.
Meski porsinya cukup tinggi, namun kategori ini merupakan sampah yang dapat membusuk dan terurai secara alami. Sehingga, sampah organik tidak menimbulkan masalah lingkungan, selama dikelola dengan baik. Tetapi sampah bila tidak dikelola dengan benar akan menimbulkan penyakit dan bau yang kurang sedap hasil dari pembusukan sampah organik yang cepat.
Berbeda dengan sampah organik, sampah anorganik justru sulit untuk terurai. Sampah ini mencakup bahan plastik, kertas, karet, gelas dan bahan lain yang tidak membusuk secara alami. Melihat karakteristiknya, sampah jenis ini memerlukan perlakuan khusus dengan memilahnya sejak awal dan dipisahkan dari sampah lainnya.
Terakhir, sampah B3 atau Bahan Beracun dan Berbahaya yang mencakup bahan-bahan kimia, pecahan kaca, benda-benda bekas medis seperti jarum suntik, baterai, dan benda berbahaya lainnya. Sampah jenis ini juga sebaiknya dipisahkan untuk menghindari bahaya yang ditimbulkan dari bahan-bahan tersebut.
Langkah-langkah yang diserukan untuk menanggulangi sampah plastik yang sulit terurai di antaranya dengan:
1. Mengurangi pertumbuhan produksi dan konsumsi plastik;
2. Mengganti plastik dengan kertas dan materi terurai;
3. Merancang produk dan kemasan agar bisa didaur ulang;
4. Meluaskan tingkat pengumpulan lumbah di negara berpendapatan menengah/rendah serta mendukung sektor "pengumpulan informal";
5. Membangun fasilitas untuk memusnahkah 23% plastik yang tidak menguntungkan jika didaur ulang, sebagai langkah transisi mengurangi ekspor limbah plastik
Beragam usaha telah dilakukan untuk menanggulangi pencemaran lingkungan akibat sampah. Salah satu usaha mengurangi limbah sampah adalah dengan memilah-milah sampah berdasarkan jenisnya. Tujuannya untuk memudahkan dalam pengelolaan dan pemanfaatannya.
Di antara pemanfaatan sampah agar menjadi berkah,misalnya dengan menerapkan pengelolaan melalui Bank Sampah.
Di Kampung Botokan RT.04 masih diwacanakan oleh Pak RT untuk mendirikan Bank Sampah. Tiap KK diberikan edukasi tentang pemilahan sampah organik,anorganik dan B3. Bila warga menyetorkan ke Gudang Kampung, akan diberikan ganti dengan sejumlah uang.
Di samping itu diperlukan teknologi tepat guna untuk meng dikonversi menjadi energi terbarukan, seperti biogas. Sampah organik juga dapat dibuat pupuk kompos, baglog jamur, dll.
Mudah-mudahan di masa mendatang,RT.04 Botokan memiliki Bank Sampah agar menjadi kampung yang asri,sehat dan nyaman. Sehingga selalu terhindar dari berbagai penyakit dan kerugian yang diakibatkan salah urus dalam penanganan sampah.
Komentar
Posting Komentar