KIAT PROOFREADING (MANDIRI) ALA PAK D SUS
Judul
: KIAT PROOFREADING (MANDIRI) ALA PAK D SUS
Tema
: PROOFREADING SEBELUM MEBERBITKAN TULISAN
Resume ke : 13
Gelombang : 24
Hari/Tanggal : Senin, 14 Februari 2022
Pukul
: 19.00-21.00 WIB
Narasumber : SUSANTO, S.Pd. (PakDSus)
Moderator : Muliadi, S.Pd.,M.Pd.
"If you can't explain it simply, you don't understand it well enough"
(Albert Einstein)
"If you can't explain it simply, you don't understand it well enough," begitulah kata-kata mbah Einstein dalam bahasa Inggris. Dalam prolognya, Pak Mul menekankan bahwa menyusun atau menata kalimat secara sederhana sangatlah penting dalam menulis sebelum diedit oleh editor dan diterbitkan menjadi karya terpublikasi. Baik berupa buku, artikel, cerpen, puisi, maupun yang lainnya. Unsur kesederhanaan bukan hanya terkait dengan struktur kalimat, yang bertujuan agar tulisan kita lebih mudah dipahami. Namun yang perlu dihindari adalah kesalahan yang tidak disengaja oleh penulisnya, seperti saltik (salah ketik) atau typo. Bisa jadi kata atau kalimat yang tadinya sederhana akan menjadi sulit dipahami karena kurang huruf, atau huruf yang lainnya tertukar, dan ini jamak terjadi dalam menulis naskah.
Pada kesempatan malam ini narasumber yang membersamai Kelas BM, yaitu Pak Susanto, S.Pd. Sekilas melihat foto profil dari CV beliau yang dibagikan pak Mul, nampaknya mirip Ki Dalang. Ntah ini benar atau tidak yang jelas panggilannya PakDSus atau Pak D Antok. Dalam komunitas, beliau biasa disapa pak De. Sebuah nickname yang bisa jadi singkatannya (Ki) Dalang. Penyuka musik Keroncong ini adalah seorang guru kelas di SD Mardiharjo Kec. Purwodadi, Kab. Musi Rawas, Sumatera Selatan. Pria kelahiran Gombong, Kebumen yang juga kerap disapa pak D Antok ini merupakan alumnus kelas BM angkatan 15. Berikut ini profilnya atau bisa dicek juga di blognya di https://blogsusanto.com/artikel/.
Sobat blogger, tema pada etape rally kelas BM malam ini sangatlah penting, mengingat sebuah naskah hingga laik diterbitkan harus melalui tahapan proofreading. Lho, terus apa bedanya dengan editing, swasunting, atau istilah yang semisalnya?? Okelah, mari kita come on mempelajari bersama-sama.
PERBEDAAN PROOFREADING DAN EDITING
Proses menyunting atau mengedit tulisan merupakan tahapan yang paling urgen menerbitkan suatau naskah. Sebagai penulis 'original' (untuk tidak menyebut pemula), kemungkinan besar akan mengalami kesulitan menemukan kesalahan dari tulisan yang kita buat sendiri. Oleh karena itu, tahapan mengecek secara mendetail kesalahan-kesalahan kecil yang mungkin ada membutuhkan jasa profesional editor maupun proofreader. Namun sebelumnya, ada baiknya setelah tulisan selesai kita melakukan swa-sunting atau self-editing.
Apa itu swasunting? Swasunting merupakan proses mandiri yang dilakukan oleh penulis untuk memperbaiki karya tulisnya. Dengan melakukan swasunting, kita sebagai penulis berupaya meminimalkan kesalahan yang terdapat dalam tulisan sendiri. Selain itu, swasunting juga dapat meningkatkan kualitas tulisan dan kredibilitas kita sebagai penulis. Untuk lebih lengkapnya, sobat bisa menelisik dan mempelajarinya di SINI.
Apa sih editing dan proofreading itu??
Dilansir bintangpustaka.com, editing merupakan proses mempersiapkan naskah yang akan dicetak atau diterbitkan dengan melihat kembali aspek kebahasaan. Misalnya struktur kalimat, tanda baca, diksi, EYD, pemenggalan kata dan sebagainya. Selanjutnya ada aspek logika yang meliputi penalaran, koherensi, sistematika isi, dan memeriksa kembali fakta serta data yang ada pada tulisan. Ketika melakukan editing, seorang editor dapat menyarankan kepada penulis untuk dirombak naskahnya ketika terdapat kalimat atau data yang kurang sesuai. Hal ini dilakukan untuk menghindari kekeliruan dalam naskah yang akan diterbitkan.
PakDSus menjelaskan proofreading atau kadang disebut dengan uji-baca adalah membaca ulang sebuah tulisan, tujuannya adalah untuk memeriksa apakah terdapat kesalahan dalam teks tersebut.
Proofreading merupakan tahap akhir yang dilakukan penulis atau pihak lain (rekan, atau kalangan profesional) untuk mengecek kembali naskah yang siap diterbitkan. Pengecekan ini dilakukan ketika telah melewati tahap editing. Jadi, dengan melakukan proofreading, kesalahan yang dimaksud di sini termasuk kesalahan penggunaan tanda baca, ejaan, inkonsistensi dalam penggunaan nama atau istilah, hingga pemenggalan kata yang terlewatkan oleh editor hingga tata letak dapat diminimalkan.
Menurut pak Cah, proofreading hanyalah membenarkan kesalahan ejaan, tata bahasa dan tanda baca. Tidak memasuki wilayah substansi atau isi naskah, tidak pula berusaha untuk membuat tulisan lebih enak dan mengalir saat dibaca.
Walaupun sekilas terlihat sama, keduanya memiliki perbedaan yang cukup menonjol. Seorang editor menerima naskah langsung dari penulis sehingga naskah yang diedit masih sangat mentah dan biasanya masih banyak yang harus direvisi. Sedangkan seorang proofreader menerima naskah yang sudah diedit. Bahkan, biasanya sudah dalam bentuk dummy. Hal ini dilakukan untuk mengecek apakah naskah sudah enak untuk dibaca baik itu dari segi isi maupun tata letak.
TUGAS SEORANG PROOFREADER
Dalam dunia industri penerbitan proses proofreading merupakan proses tahap akhir sebelum naskah dicetak dan diterbitkan. PakDSus menguraikan bahwa tugas seorang proofreader bukan hanya membetulkan ejaan atau tanda baca. Seorang proofreader juga harus bisa memastikan bahwa tulisan yang sedang ia uji-baca bisa diterima logika dan dipahami. Itulah sebabnya, ia harus dapat mengenali:
- Apakah sebuah kalimat efektif atau tidak;
- Susunannya sudah tepat atau belum;
- Substansi sebuah tulisan dapat dipahami oleh pembaca atau tidak.
Sebagai contoh, seorang proofreader mendapatkan sebuah teks terjemahan. Output yang dihasilkannya adalah sebuah teks yang mudah dipahami meski bagi orang yang tidak mengetahui bahasa asal teks terjemahan tersebut. Jadi, tugas seorang proofreader adalah untuk membuat teks mudah dipahami pembaca dan tidak kehilangan substansi awalnya. Oleh karena itu, proofreading penting dilakukan, sebelum tulisan diterbitkan.
KIAT MENJADI PROOFREADER (MANDIRI)
Proofreader (meskipun dilakukan oleh penulis) bersifat netral. Seorang proofreader akan menilai karya penulis secara objektif. Oleh karenanya, proofreader bertindaklah sebagai seorang “pembaca”. Apakah karya tulis saya sudah bisa dimengerti atau justru berbelit-belit? Agar objektif, setelah tulisan selesai, penulis perlu mengendapkannya dulu beberapa jam. Berikut ini kiat-kiat dari PakDSus untuk melakukan proofreading secara mandiri, yaitu:
Pertama, setelah draft tulisan yang kita buat selesai, jadikan diri sebagai "CALON PEMBACA." Lakukan review dengan membaca secara keseluruhan dari awal teks. Dalam proses selanjutnya, revisi draft seringkali terjadi. Membuat perubahan signifikan pada konten dan memindahkan, menambahkan atau menghapus seluruh bagian.
Kedua, mengecek penggunaan bahasa: kata, frasa dan kalimat serta susunan paragraf untuk meningkatkan aliran teks.
Ketiga, memoles kalimat untuk memastikan tata bahasa yang benar, sintaks yang jelas, dan konsistensi gaya. Memperbaiki kalimat kalimat yang ambigu.
Keempat, lakukan pengecekan pada ejaan dan pemenggalan kata-kata yang merujuk pada KKBI (online) dan PUEBI (online). Keduanya ini disebut Pak De sebagai Jimat yang mesti dimiliki sebagai alat bantu melakukan proofreading. Periksa juga terkait dengan konsistensi nama dan ketentuan penulisa serta juga memperhatikan judul bab dan kaidah penomorannya.
Kelima, Hindari kesalahan kecil yang tidak perlu misalnya typo atau kesalahan penulisan kata dan penyingkatan kata. Kesalahan kecil lainnya misalnya, memberi spasi (jarak) kata dan tanda koma, tanda titik, tanda seru, atau tanda tanya. Tanda-tanda baca tersebut tidak boleh diketik terpisah dari kata yang mengikutinya.
PakDSus membagikan sebuah video tutorial yang dibuatnya berjudul "Temukan dan Perbaiki Typo dengan Mudah." Silakan disimak (jangan lupa like, comment and share yaa..saya bantu promosikan, pak De 😄). Namun demikian, Pak Antok ini berpesan sekalipun di dalam video tersebut menggunakan mesin, tetap lakukan koreksi kembali secara manual dengan teliti.
Lengkap. Keren.
BalasHapusTerima kasih..
HapusResume punya e Bu Rina juga OK punya
Yes banget, mantaap
BalasHapusTerima kasih Bu eMut.. Mantabkan jiwa, gelorakan rasa tuk selalu komitmen berkarya.
HapusTopbbgt ,keren tetap semangat Pak Amali
BalasHapusSiapp bu Yati... ikutin rally kelas BM hingga etape terakhir
HapusTerima kasih atas apresiasinya
HapusSelalu menemukan cara yg berbeda. Oriisinal karya. Dengan kemasan yang apik
BalasHapusAlhamdulillah..terima kasih support dan apresiasinya kak.
HapusMencoba tetap persistence