MENULIS DENGAN HATI, TEMUKAN KEINDAHAN


`    

Judul               : MENULIS DENGAN HATI, TEMUKAN KEINDAHAN

Tema               : MENULIS BUKU TERBAIK DI PERPUSNAS

Resume ke      : 14

Gelombang     : 24

Hari/Tanggal : Rabu, 16 Februari 2022

Pukul               : 19.00-21.30 WIB

Narasumber  : Dr. MUDAFIATUN ISRIYAH, S.Pd., M.Pd.

Moderator      : Widya Setianingsih, S.Ag. 

"Awalilah menulis dengan hati, setelah itu perbaiki tulisan dengan pikiran. Kunci pertama menulis adalah bukan pikiran, melainkan mengungkap apa saja yang dirasakan" (William Forrester)    

    Ada sebuah pameo "esa hilang, dua terbilang"; yang bermakna ‘berusaha terus dengan dengan keras hati hingga maksud tercapai.' Peribahasa tersebut kiranya mesti dijadikan semboyan dalam mengikuti Pelatihan Online Belajar Menulis PGRI ini. Seperti halnya beragam motto dan quotes motivasi yang sering dikutip para narasumber maupun peserta dalam berbagai resume yang dibuatnya. Sebagai contoh, "Pantang mundur sebelum resume meluncur. Pantang menyerah sebelum buku solo tercipata (Bu Widya Setianingsih)," atau semisalnya.

    Ibaratnya sebuah balap reli (rally), KulWa BM gelombang 23-24 malam ini telah berlangsung di etape 14 dari 30 putaran sesi kelas online. Artinya, sudah hampir separo langkah perjalanan kita menuju puncak kesuksesan 30 kali pertemuan. 

        Title atau tema pada etape ke-14 ini mengupas tentang MENULIS BUKU TERBAIK DI PERPUSNAS. Sebelum memandu acara Kak Widya sebagai moderator memperkenalkan narasumber hebat dan inspiratif dari Lumajang, Jawa Timur, yaitu Dr. MUDAFIATUN ISRIYAH, S.Pd., M.Pd. Perempuan yang biasa dipanggil Bunda Iis ini merupakan seorang dosen dengan prestasi sebagai penulis terbaik Perpusnas kategori Pembelajaran Jarak Jauh. Simak pemberitaan mengenai Gemilang Perputakaan Nasional tahun 2021 selengkapnya di SINI.  

    Dan, bila sobat ingin mengenal lebih dekat dosen FIP Prodi BK UNIPAR (Universitas PGRI Argopuro) Jember ini, bisa mengulik di blognya di SINI. Oiya, dari link blog tersebut, beliau pernah memposting tulisan dengan judul "Terbitkan Bukumu, Catatkan Sejarah", yang isinya mengupas tentang "Rumus 4R, Cara Menulisku Setiap Hari" dari Farrah Dina, M.Sc (Founder Tangga Edu). Berikut ini CV lengkap bunda Muda.


    "Malam ini kita akan mengulik habis rahasia beliau hingga meraih kesuksesan. Buku duet dengan Prof Ekoji yang berjudul: "Implementasi Social Presence dalam Bimbingan Online dalam Perspektif Komunikasi Personal, Interpersonal dan Impersonal" ISBN: 978-623-01-0786-3. Menghantarkan Beliau menjadi Pemenang Buku Terbaik 1 (Tema Pendidikan Jarak Jauh) Perpusnas 13 September 2021)," kata bu Widya sambil men-share foto Bunda Mua saat menerima penghargaan, bersama Prof. Richardus Eko Indrajit (Prof. Ekoji).


    
Cover Buku "Implementasi Social Presence dalam BimOL" karya Bunda Iis  

    
    Ketika Kak Widya membagikan cover buku dengan judul di atas, aku sangat penasaran tentang makna dan pengertian Social Presence. Lalu aku googling di internet, namun tak banyak definisi yang kuperoleh dari istilah tersebut. Kosakata atau idiom dan tema ini memang belum familiar digunakan dalam pembelajaran jarak jauh (daring) di Indonesia. Ternyata penulis yang lahir bersamaan dengan hari Kartini (21 April) ini telah mengkaji 'model' PJJ tersebut di blognya (Klik di SINI). Lebih dari itu, Assesor BAN PAUD&PNF ini telah melakukan banyak penelitian tentang tema tersebut dan sudah menerapkan dalam perkuliahan bersama para mahasiswanya.
    Di awal paparannya Bunda Muda, sapaan akrab lainnya, sudah memulai kontrak belajar agar peserta KulWA malam menata niat dan fokus untuk bersemangat menulis dan menjajagi dunia penulisan di Penerbit Mayor, seperti Penerbit Andi. Beliau berharap seluruh peserta mampu mendobrak sekuat tenaga agar pemenang Anugrah Tertinggi Insan Literasi Indonesia dari Perpusnas tahun 2022 mendatang berasal dari salah satu murid Omjay di Kelas BM ini. (Woooww, harapan tinggi dan besar banget, Bunda..tapi semoga kita semua mampu mewujudkannya. Aamiien 1000X.) 

    "Menulis itu Indah." Demikian Bunda Muda memberikan judul materinya kali ini. Suatu judul yang bagiku sangat menarik. Pun juga harapan (baca: tantangan) dari Bunda Muda tadi rasanya ada beban berat terusung di setiap pundak peserta. Sampai akhirnya aku sangat telat membuat resume dari pertemuan Rabu malam ini. Aku belum bisa membuat resume secepat bu eMut, kak Ovi, dan yang lainnya. Bagaimana membuat tulisan bisa selesai dengan sekali duduk, seperti uraiannya pak Cahyadi Takariawan, juga belum bisa kuterapkan. Semoga di lain waktu tidak telat lagi di tengah kesibukan harian yang mendera.
    
MENULIS DENGAN HATI, TEMUKAN KEINDAHAN

    Bunda Muda mengajak seluruh peserta Kelas BM untuk menyelami dan memahami hakikat menulis yang diharapkan dapat membekali dengan wawasan tentang konsep menulis dan konsep menulis sebagai proses. Ada 7 poin penting yang beliau kemukakan, yaitu:

  1. Pengertian menulis;
  2. Manfaat menulis;
  3. Faktor-faktor penyebab keengganan seseorang dalam menulis;
  4. Mitos-mitos dalam menulis;
  5. Hubungan menulis dengan berbagai aspek keterampilan berbahasa lainnya;
  6. Menulis sebagai proses; serta
  7. Menjabarkan setiap fase dalam proses menulis

1. DEFINISI MENULIS    

    Menulis, kata Bunda Iis, merupakan salah satu kegiatan berbahasa, tetapi tidak semua orang terampil berbahasa dapat menulis dengan baik. Menulis memang tidak mudah, tetapi jangan Anda bayangkan bahwa menulis adalah kegiatan yang sangat sulit. Jangan pula Anda pernah berpendapat bahwa menulis sangat erat kaitannya dengan bakat.  

    Kemampuan dalam hal tulis-menulis sama dengan keterampilan-keterampilan yang lain, seperti membuat kue, membuat anyaman, berhitung, komputer, dan lain-lain. Kemampuan tersebut hanya dapat diperoleh dengan cara mempelajarinya dan mempraktikkannya. Oleh karena itu, setiap keterampilan yang diperoleh dengan cara mempraktikkannya, harus sering diulang-ulang atau dilatih secara menerus atau berkesinambungan.

    Menulis atau mengarang merupakan suatu aktivitas menuangkan pikiran secara sistematis ke dalam bentuk tertulis. Atau, kegiatan memikirkan, menggali, dan mengembangkan suatu ide sambil menuliskannya. Bunda Muda menekankan, apa pun rumusan pengertian yang muncul dan ditemukan, menulis pada dasarnya merupakan suatu bentuk komunikasi berbahasa (verbal) yang menggunakan simbol-simbol tulis sebagai mediumnya

    Sebagai sebuah ragam komunikasi, dalam menulis setidaknya terdapat empat unsur yang terlibat. Keempat unsur itu adalah: 

  1. Penulis sebagai penyampai pesan,
  2. Pesan atau sesuatu yang disampaikan penulis, 
  3. Saluran atau medium berupa lambang-lambang bahasa tulis seperti huruf dan tanda baca, serta
  4. Penerima pesan, yaitu pembaca, sebagai penerima pesan yang disampaikan oleh penulis.

    Terdapat banyak pilihan seseorang mendalami dunia kepenulisan. Bagi Bunda Iis, fungsi menulis di antaranya :

  1. Fungsi personal, yaitu mengekspresikan pikiran, sikap, atau perasaan pelakunya, yang diungkapkan melalui misalnya surat atau buku harian.
  2. Fungsi instrumental (direktif), yaitu mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain.
  3. Fungsi interaksional, yaitu menjalin hubungan sosial.
  4. Fungsi informatif, yaitu menyampaikan informasi, termasuk ilmu pengetahuan.
  5. Fungsi estetis, yaitu untuk mengungkapkan atau memenuhi rasa keindahan.

    Lantas, mau menuju kemana tulisan kita lalu di titik mana passion yang kita inginkan.

    Adapun tujuan menulis menurut Bunda Muda ada beberapa hal, yaitu: 

  1. Mengubah keyakinan pembaca.
  2. Menanamkan suatu pemahaman kepada pembaca.
  3. Merangsang proses berpikir pembaca.
  4. Menyenangkan dan menghibur pembaca.
  5. Memberitahu pembaca.
  6. Memotivasi pembaca

2. MANFAAT MENULIS 

    Manfaat Menulis di antaranya dapat: (1) meningkatkan kecerdasan dan daya ingat; (2) mengembangkan insiatif dan kreativitas; (3) menumbuhkan keberanian dan rasa percaya diri; dan (4) mendorong kemauan dan keterampilan mengumpulkan informasi.

    Ada para ahli yang menyampaikan sedikit beda. Hairston (Nursisto, 1999: 8) juga mamaparkan beberapa manfaat menulis sebagai berikut:

  1. Sarana untuk menemukan sesuatu.
  2. Memunculkan ide baru.
  3. Melatih keterampilan mengorganisasi dan menjernihkan sebagai konsep atau ide.
  4. Melatih sikap objektif pada diri seseorang.
  5. Membantu meyerap dan memproses informasi.
  6. Melatih untuk berpikir aktif.

    Bunda Muda menjelaskan kunci sebuah tulisan atau karya yang hidup adalah sebuah tulisan yang merujuk dari para ahli sebelumnya. Jika tidak, maka tulisan itu HAMPA, dan tentunya tidak menghasilkan keindahan. 

3. FAKTOR PENYEBAB ORANG ENGGAN MENULIS

    Keengganan seseorang untuk menulis disebabkan oleh banyak faktor writer's block, di antaranya:

  • kurang memiliki pengetahuan yang memadai tentang "ilmu menulis"
  • menulis dianggap sebagai rutinitas yang membosankan
  • kekurangan bahan bacaan atau referensi
  • merasa tidak memiliki bakat
  • perasaan takut dan minder (tidak percaya diri)
  • kondisi tubuh yang tidak memungkinkan, sehingga kehilangan mood dan konsentrasi
  • lingkungan yang tidak mendukung
  • tidak meluangkan waktu untuk menulis

"Seorang guru yang tidak menyenangi menulis tentu kesulitan sekali mengajarkan siswanya untuk menulis ... Salah satu penyebab mengapa orang tidak suka dan menghindar dari menulis karena ia tidak memiliki pemahaman yang memadai mengenai apa, mengapa, dan bagaimana menulis itu. Hasilnya tentu tidak maksimal alias zonk." (Bunda Mudafiatun Isriyah).

 4. MITOS TENTANG MENULIS

     Di antara mitos tentang menulis adalah (1) menulis itu harus sekali jadi (2) menulis itu mudah; (3) skill dan pengetahuan tentang "ilmu menulis" kurang memadai; (4) menulis dianggap merupakan bakat yang hanya dimiliki oleh orang-orang tertentu.  

    Sebagai pemantik dan self motivation, kukutipkan beberapa rujukan. Percaya atau tidak, kita semua adalah penulis. Dorongan untuk menulis sama besarnya dengan dorongan untuk berbicara; untuk mengkomunikasikan pikiran dan pengalaman kita kepada orang lain. Menurut Jakob Sumarjo yang dikutip Didik Komaidi (2007: 6) “menulis merupakan suatu proses melahirkan tulisan yang berisi gagasan”.

    Membangun sugesti sejak dini bahwa manusia terlahir sebagai penulis akan memupuk bakat alami itu berkembang menjadi sikap mental yang tangguh. Mentalitas yang harus dimiliki seorang penulis antara lain sikap percaya diri, gemar belajar (menjadi pembelajar), sportif, pribadi yang terbuka (open minded), memiliki ketertarikan terhadap banyak hal dan peka di dalam melihat sesuatu, tidak berpuas diri, serta penuh penghargaan pada karya tulis siapa pun. Karena dengan meyakini diri sebagai penulis, kita akan dibawa berpikir dan bekerja sebagaimana seorang penulis (M. Thobroni, 2008: 4-10)

  Bagaimana jika seseorang belum menyadari keberadaan bakat alami kepenulisannya? Jawabnnya tentu berkait erat dengan seberapa besar loyalitas atau, meminjam istilahnya bu Kanjeng, "Persisten" (ketekunan dan kegigihan),kita terhadap menulis itu sendiri. Dan hal ini juga bertalian erat dengan komitmen atau slogan hidup masing-masing. 

    Setelah mengetahui alasan menulis manfaat dan tujuan, Bunda Muda meminta peserta untuk menentukan tujuan, setelah memiliki wawasan sebagaimana catatan di atas. Baru setelah itu apa yang akan ditulis dan bagaimana mengembangkan ide.

5. PENTINGNYA SEBUAH GAGASAN/IDE YANG BARU

    Ide biasanya didapatkan dari berbagai sumber, antara lain dengan: membaca buku, membaca jurnal ilmiah, berdiskusi, menghadiri seminar, mengamati fenomena di masyarakat, atau berasal dari sumber lainnya. 

    Bila mendapatkan ide, segeralah menulis di kertas, buku catatan atau media lainnya agar bisa ditindak lanjuti bila telah punya waktu untuk memulai proses penulisan. Hal ini dibutuhkan untuk menghindari hilangnya ide saat itu.

    Bunda Muda mengajarkan bahwa, ide yang orisinil merupakan hal sangat urgen dalam sebuah tulisan. Rahasia mengapa buku Bunda Muda duet bersama Prof. Ekoji bisa meraih pemenang 1 adalah pada saat menulis dengan hati, saat itulah (ketika menulis dan mencari berbagai referensi) tak menutup kemungkinan akan menemukan Novelty.

    Novelty adalah unsur kebaruan atau temuan dari sebuah tulisan. Tulisan dikatakan baik jika menemukan unsur temuan baru sehingga memiliki kontribusi baik bagi keilmuan maupun bagi kehidupan. Dalam hal ini jika kondisi tersebut tidak sama dengan milik orang lain, maka kemungkinan tulisan kita mengandung unsur novelty.

6. MENULIS SEBAGAI PROSES DAN SELF HEALING THERAPY

     Ada penjelasan menarik dari Mas EsPede -panggilan akrab Supadiyanto, S.Pd.I. (2008: 15), dalam bukunya "Jadi Penulis Handal Modal Dengkul" Mas Espede menjelaskan pentingnya membuat slogan dalam jagat tulis-menulis sebagai pemantik spirit dan motivasi. Slogannya adalah: "Hidup-Mati-Hidup Tetap Menulis." Dengan gaya provokatif, Mas Espede menceritakan bahwa Bung Hata (Wakil Presiden RI I) memiliki tekad membara (identik dengan slogan hidup) untuk tidak menikah sebelum Indonesia merdeka. Hingga usianya kepala empat, barulah beliau menikah dengan memberikan sebuah buku karyanya, sebagai mas kawinnya (mahar). Intinya, di luar orientasi finansial, jika idiologi menulis kita sudah persisten, bagaimana dan apa pun kondisinya serta dengan cara kreatif akan mengembangkan diri dengan menulis.

    Kita mesti belajar hikmah dari tukang pemecah batu (kuli, bukan kuli tinta). Pada bogem ke-99, bongkahan batu besar itu belum mampu terpecahkan. Karena merasa bosan, kelelahan dan putus asa, sang pemecah batu pertama, lantas pergi meninggalkan batu tadi. Kemudian datang pemukul batu kedua, cukup sekali gebrak - bim salabim, abra kadara, pecah sudah batu besar itu. Betapa rugi dan menyesal, sang pemukul batu pertama itu, kala melihat-lihat kejadian barusan saja itu (Supadiyanto, 2008: 51).  

     Sejatinya, dengan aktivitas menulis akan memaksa kita untuk menemukan jawaban dari persoalan-persoalan yang menghimpit kehidupan. Menulis juga membuat kejiwaan siapa pun yang melakukannya menjadi makin positif. Itu terjadi karena manusia kerap mengalami kondisi-kondisi yang terkadang sulit diungkapkan dengan bahasa lisan, melainkan dengan bahasa tulis. Karena itulah menulis bisa bisa membuat kejiwaan seseorang menjadi semakin sehat dan positif. Istilah populernya Self Healing Therapy. 

    Namun patut diingat bahwa satu-satunya kunci agar menulis bisa menjadi bagian dari self-healing therapy adalah dengan jujur kepada diri sendiri. Jangan pernah membohongi perasaan kita. Pun, jangan menyangkalnya. Dalam uraian di dalah blognya, Pak Cah menyatakan bahwa salah satu tujuan menulis adalah untuk katarsis, yaitu cara meluapkan dan mengungkapkan emosi. Setiap tekanan emosi yang muncul jika tidak segera disalurkan, lambat laun akan menjadi endapat emosi, sampah emosi yang akan membusuk di hati. Kondisi seperti ini  memicu timbulnya frustasi, depresi bahkan bisa ke tahap yang lebih tinggi yaitu stres. Maka itu, menulis yang baik dan konsisten dapat menyembuhkan diri dari luka batin.    

    Sejalan dengan judul pilihan narasumber, yaitu Menulis itu Indah, aku berusaha mencari referensi tentang menulis sebagai seni. Menulis yang membuahkan karya dan telah digeluti Bunda Muda memang terbukti menciptakan keindahan. Sangat memesona dan menyenangkan. Beliau sudah meraih multiplyer effect dari aktivitas menulis. Beliau telah merasakan keindahannya dengan meraih gelar bergengsi di kalangan Insan Penggiat Literasi tahun 2021 lalu. Salut banget dan selamat Bunda...semoga kami peserta Kelas BM dapat mengikuti jejak Bunda Muda dan meraih hal serupa di tahun 2022 ini. Aaamiien ya robbal'alamien.     

    Ya, menulis itu indah, karena dalam prosesnya sipenulis mesti memilih, memilah dan merangkai kata demi kata brilian yang sesuai dengan makna, letak, rasa bahasa, dan ketersambungan dengan kata sebelum atau setelahnya. Main ide tetap berdiri kukuh di awal alenia yang dipercantik dengan supporting ide di kalimat-kalimat berikutnya, sehingga alenia menjadi satu. Begitu seterusnya, menulis adalah beraktivitas indah dan menciptakan sesuatu tulisan yang indah yakni tulisan yang  sarat makna sekaligus jauh dari kategori ujaran kenbencian (https://www.lamurionline.com)

    Ya, menulis itu indah. Bila diperhatikan dalam prosesinya, saat menulis, maka hati konsentrasi dibarengi zikir pencerah hati, mengharap ridha Allah Rabbuna. Saat menulis, akal pikiran bekerja, terus menerawang, melintasi indah dan luasnya cakrawala yang tak bertepi untuk sekedar menemukan ide, gagasan atau kata demi kata (https://www.lamurionline.com).

Komentar

  1. Teruslah menulis. Tuangkan segala yang ada dirasakan. Sukses terus Pak Amali.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Siapp, terima kasih do'anya. Saya hanya mengaminkan..

      Hapus
  2. Selalu tampil beda
    Saya juga pengen y begitu menulis beda dari yg lain tapi apalah daya
    Kemampuan saya terbatas ( salah satunya kurang baca ) keren pak . Banyak hal baru

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sekedar mengungkap gagasan.. terinspirasi sebuah mantra: "Buatlah sesuatu yang berbeda maka kamu menjadi satu-satunya"

      Hapus

Posting Komentar

Postingan Populer