TIPS AMPUH TAKLUKKAN WRITER'S BLOCK VIRUS
Tema
: MENGATASI WITER'S BLOCK
Resume ke : 8
Gelombang : 23 & 24
Hari/Tanggal : Rabu, 2 Februari 2022
Pukul
: 19.00-21.00 WIB
Narasumber : DITTA WIDYA UTAMI, S.Pd., Gr.
Moderator : Widya Setianingsih, S.Ag.
Sejak tadi sore flyer Pelatihan Belajar Menulis PGRI lengkap dengan tema, narasumber dan moderatornya telah diterbangkan di WAG BM Gel 23-24. Tertulis nama Widya Setianingsih yang bertindak sebagai Moderator dan Narasumbernya yaitu Ditta Widya Utami, S.Pd., Gr. Duo WIDYA ini akan membersamai kelas BM putaran ke-8 KulWA malam ini dengan mengusung materi yang sangat menarik, yakni "Mengatasi Writer's Block".
Semua peserta kelas BM Gel 23 dan 24 bersiap diri menyimak materi yang sangat penting untuk diantisipasi oleh calon penulis. Tepat pukul 19.00 WIB, bu Widya membuka kelas dan mempersilakan peserta mengisi form daftar hadir.
"Sahabat literasi nusantara, saat kita menulis pernahkah mengalami keluhan seolah rasanya buntu dan hanya bengong di depan laptop sambil garuk-garuk kepala, ide seolah mandeg dan menguap entah kemana? ๐ต๐ซ๐ต๐ซ. Demikian kalimat pembuka moderator yang super heboh, bu Widya, saat memberikan prolog dari topik pembahasan malam ini.
"Jika dua gejala ini sahabat alami, tandanya harus WASPADALAAH...!" Berarti anda sudah terserang virus WB. Haduuh apa semacam corona virus yaa. Eits jangan panik dulu dan buru-buru ke dokter yaa...," sambungnya.
Exactly! Materi yang akan disampaikan narasumber kali ini memang sangat penting dan merupakan kemampuan yang harus dikuasai. Bila sobat mengalaminya tentu harus segera dicarikan obat dan solusinya. Ups, tapi jangan khawatir. Narasumber hebat dan berbakat malam ini menjadi 'dokter' yang siap membantu mengobati virus WB. Penasaran dengan pemateri malam ini? Simak profilnya di sini.
Ditta Widya Utami, S.Pd., Gr., yang akrab disapa Kak Ditta, lahir di Subang, 23 Mei 1990. Putri kedua dari pasangan Dastewi, S.Pd. dan Tia Makmur Setiana, S.Pd ini memiiki segudang prestasi dan penghargaan. Mengawali karir sebagai guru IPA di SMPN 1 Cipeundeuy, Subang, Jawa Barat yang sangat aktif di MGMP dan seorang pegiat literasi. Penulis buku Menyongsong Era Baru Pendidikan (2020) - bersama Prof. R. Eko Indrajit ini merupakan alumni Pengajar Praktik Program PGP Angkatan 3. Dikaruniai seorang anak laki-laki bernama Muhammad Fatih Musyfiq, buah pernikahannya dengan Muhammad Kholil, S.Pd.I.
Waspadalah, Virus WB Bisa Menyerang Siapa Saja
"Pada malam ini, saya akan berbagi tentang sebuah istilah yang dipopulerkan pertama kali oleh salah seorang tokoh Psikoanalisis Edmund Bergler: Writer's Block," tutur Kak Widya memulai penjelasannya.
Hambatan dalam menulis memang seperti kalimat yang disampaikan moderator. Mungkin pernah suatu ketika kita tiba-tiba saja kehilangan ide menulis. Blank.. Ga tau harus nulis apa. Padahal laptop sudah menyala. Kopi terus mengepul. Tapi layar masih saja kosong.
Nah, kalau sudah mengalami gejala seperti itu kita sedang terkena virus WB, alias writer's block. Well, bahaya nggak sih kena WB itu? Oh tentu. Mengapa? Karena WB bisa menyerang dan menjangkiti siapa pun. Entah, ia seorang penulis pemula maupun profesional, penulis cerpen maupun puisi, penulis artikel maupun jurnal ilmiah, muda maupun yang tak lagi muda. Bahkan, para penulis buku best-seller sekalipun juga pernah mengalaminya.
Dalam bahasa Inggris, hambatan menulis disebut Writer”s
Block, Obstacle to Writing, dan Writing Anxiety. Wikipedia.org
mendefinisikan “Writer”s block” sebagai “a condition, associated with writing
as a profession, in which an author loses the ability to produce new work." (sumber:
Kenali Tanda-Tanda dan Faktor Penyebab WB
Writer's block menimbulkan masalah yang menyebabkan penulis tidak bisa memikirkan sesuatu untuk ditulis atau tidak bisa menyelesaikan menulis cerita, puisi, artikel, dan lain sebagainya. Writer's block adalah fenomena yang paling tepat digambarkan sebagai perasaan yang luar biasa karena terjebak dalam proses penulisan tanpa kemampuan untuk bergerak maju dan menulis sesuatu yang baru.
Selain virus WB, ada istilah yang mirip yaitu hambatan menulis. Hambatan menulis adalah “kondisi tidak bisa berpikir apa yang harus ditulis atau bagaimana memproses tulisan” (the condition of being unable to think of what to write or how to proceed with writing). Malas dan tidak menguasai topik berada di urutan teratas daftar hambatan menulis atau blok penulis (writer’s block).
Writer's block umumnya tidak disebabkan oleh masalah komitmen/kompetensi menulis. Seseorang terkena virus WB biasanya mengalami kesulitan untuk fokus, tidak ada inspirasi menulis, menulis lebih lambat dari biasanya, atau merasa stres dan frustasi untuk menulis. Dilansir dari glints.com, setidaknya ada lima tanda virus WB telah menyerang kita.
1. Kesulitan untuk fokus
Tanda pertama yang mungkin dirasakan ketika kita mengalami writer’s block adalah terasa sulit untuk fokus. Jika biasanya kita bisa duduk berjam-jam konsentrasi menulis sesuatu, writer’s block membuatmu merasa kesulitan untuk melakukan itu.
2. Tidak merasa terinspirasi
Nah, merasa tidak ada inspirasi yang masuk sama sekali merupakan tanda paling umum yang dirasakan. Mungkin biasanya kita memiliki ‘bahan bakar’ tulisan tersendiri. Ketika hal tersebut hilang atau kamu mencoba mencari metode menulis yang baru, misalnya, kemungkinan besar kita akan merasakan writer’s block. Akhirnya, kita kesulitan mencari kata yang ingin dipakai untuk melanjutkan tulisan. Cobalah lakukan kegiatan menyenangkan atau apapun yang bisa membuat kita terinspirasi kembali.
3. Stres terus-menerus
Stres bisa menjadi penyebab dan tanda bahwa kita mengalami writer’s block. Hal ini berkaitan dengan poin sebelumnya, yaitu merasa tidak terinspirasi. Ketika tidak bisa menulis seperti biasa, kamu bisa saja merasa stres terus-menerus yang justru membuat siklus writer’s block bertahan lebih lama.
4. Mengalami brain fog
Tanda selanjutnya yang menunjukkan bahwa kita sedang mengalami writer’s block adalah merasa sedang berada di tengah brain fog. Dilansir dari Healthline, brain fog adalah ciri kondisi mental yang biasa juga disebut dengan kelelahan otak. Kondisi ini memengaruhi daya ingat, konsentrasi, dan juga kesehatan mental. Ketika mengalami brain fog, jangankan menulis, menjalani kegiatan sehari-hari saja menjadi linglung seperti lupa cara melakukan apa pun.
5. Pikiran kosong
Hal terakhir yang menandakan bahwa kita sedang mengalami writer’s block adalah pikiran terasa kosong. Tanda ini yang hal paling umum yang dialami oleh para penulis di seluruh dunia. Mungkin kita bisa menulis satu sampai dua kalimat. Namun ketika ingin melanjutkan, pikiran akan menjadi kosong seakan tidak mengetahui kosa kata sama sekali.
Agar bisa mengatasi writer's block, langkah pertama yang harus kita lakukan adalah mengetahui penyebabnya. Penyebab writer’s block bisa bermacam-macam. Berdasarkan penjelasan Kak Ditta ada beberapa faktor penyebab, di antaranya:
- Mencoba metode/topik baru dalam menulis. Contoh sederhananya bisa dikaitkan dengan minat menulis kita. Misalnya, saya lebih senang menulis cerpen. Maka, ketika saya mencoba menulis puisi, wahh... Mungkin kemampuan menulis saya akan sangat sangat melambat. Mengapa? Karena puisi punya karakteristiknya sendiri. Padat makna. Indah. Jadi solusinya tentu saja terus berlatih dan mempelajari topik atau metode baru yang akan kita tulis. Semakin kita mengenal puisi dan makin kita sering berlatih akan menjauhkan diri kita dari virus WB.
- Stress/Lelah fisik/mental. Memiliki kesibukan yang luar biasa bisa jadi membuat tekanan pekerjaan dan menjadikan kita stress. Membuat kita lelah fisik maupun mental. Suatu ketika bisa saja kita mengalami situasi hilang fokus, emosi tidak karuan, dan lainnya. Tubuh kita bukan robot. Kita sering menulis hingga larut malam, tanpa menyadari bahwa tubuh sudah memberikan sinyal kewalahan dari segi fisik, mental, dan emosional. Akibatnya, kita mengalami writer’s block karena badan dan pikiran ‘memaksa’ untuk beristirahat sejenak.
- Terlalu perfeksionis. Menjadi perfeksionis itu boleh. Tapi terlalu perfeksionis itu bahaya. Tak ada manusia yang sempurna, kecuali Sang Penguasa Tuhan YME. Maka itu, ada pepatah perfectionism kills creativity "Perfeksionis itu bisa menghilangkan kreativitas." Mengapa bisa demikian? Karena rasa ingin sempurna bisa membawa kita memiliki pemikiran yang negatif. Ntah karena tulisan kita belum bagus, masih banyak salah, masih nggak sesuai EYD. Jangan posting dulu, karena masih belum layak, dsb. Nah, kalau sudah begitu, bakal kelar nggak tulisan yang kita buat itu? Jika terlalu perfeksionis, kita meningkatkan risiko gagal menyelesaikan tulisan hingga tuntas. Padahal, tulisan yang bagus adalah tulisan yang selesai.
Tips Ampuh Menaklukkan Virus WB
Saran Kak Ditta, ketika muncul tanda-tanda WB, sebaiknya kita segera bangkit dan singkirkan faktor penyebabnya. Why??? Karena WB bisa menjangkit dalam hitungan menit, jam, hari, minggu, bulan, bahkan tahunan!!! Berapa lama WB bisa terjadi? Jawabannya tergantung seberapa cepat seorang penulis mampu mengatasi kondisi tersebut. Pertanyaannya, mau sampai kapan kita biarkan WB ini berlangsung? Tentu ini bergantung pada masing-masing diri kita.๐ค
- Agar terhindar dari WB kita harus mengenal keampuan diri kita sendiri. Ketahui kapan kita lelah, kapan kita harus bangkit dan kapan kita harus jalan-jalan lagi.
- Cari suasana baru dan mencoba hal-hal yang menurut kita menyenangkan agar dapat kembali terinspirasi. Lakukan hobi yag disukai karena tidak ada salahnya me- refresh-kan diri sehingga memunculkan ide untuk melanjutkan menulis.
- Buat stimulus dari objek gambar atau apa saja yang dekat dengan keseharian kita untuk merangsang kemunculan ide menulis.
- Lakukan free writing. Menulislah dengan bebas menurut cara masing-masing.
- Buat kerangka tulisan dan patuhi aturan diri sendiri.
- Selesai menulis, stop dulu. Tentukan berapa kali akan dilihat atau dicek kembali.
- Setelah itu move on. Kerjakan segala sesuatu dengan riang gembira.
Buat semua terasa mudah dan sederhana, serta Berbahagialah..karena bahagia itu kita yang tentukan. Mari basmi virus WB dan singkirkan penghambat kegiatan menulis.
Mantab jiwa... Lanjuuut๐๐
BalasHapusTerima kasih support nya bu Rini..
HapusJos.. pak
BalasHapusAlhamdulillah, nuwun bu Rina
HapusKeren pak bahasanya mengalir dengn parafrase yang sangat keren
BalasHapusTerima kasih bu Mut...
HapusSemoga kita semua bisa konsisten dan selalu dimampikan mengatasi WB
Setuju, kita harus bahagia karena kitalah yang menentukannya artinya WB bisa segera disuruh pergi. Mantap Pak, komunikatif...dengan informasi pentingnya.
BalasHapusTerima kasih bu Susi...
HapusSemoga kita semua selalu konsisten dan selalu dimampukan mengatasi virus WB
Resume yang singkat padat jelas dan rapih....mantap
BalasHapuskuhanyut dalam resume karyamu. sungguh kuterlena
Terima kasih pak Dail... semoga bisa menjaga konsistensi
HapusSelalu meracik dengan beda
BalasHapusMasih belajar terus dan terus belajar menyajikan karakter tulisan yang renyah nan menggigit, hehe
Hapus๐๐
BalasHapusPembuka yang keereen bikin penasaran mau membaca isinya resume
BalasHapusTerima kasih bun atas supportnya, semoga kita semua bisa mengatasi WB
HapusSuper duper lengkap, tidak diragukan lagii.
BalasHapusmampir pak di blog ku..
Alhamdulillah, terima kasih mbak Novi.. semoga tetap konsisten terus dan selalu dimampukan menghilangkan virus WB
Hapus