KALAHKAN SEGALA KETAKUTAN DAN JADILAH PEMENANG!


 

Judul               : KALAHKAN SEGALA KETAKUTAN DAN JADILAH PEMENANG!

Tema               : KONSEP BUKU NONFIKSI

Resume ke      : 15

Gelombang     : 24

Hari/Tanggal : Jum'at, 18 Februari 2022

Pukul               : 19.00-21.00 WIB

Narasumber  : MUSIIN, M.Pd.

Moderator       : Dail Ma'ruf, M.Pd.


  Pada etape ke-11 yang lalu (Rabu, 9 Februari 2022), KulWA BM 23-24 telah mengetengahkan Kiat Menulis Cerita Fiksi bersama Pak Momo DM. Masih bertalian dengan jenis tulisan, materi Kelas BM di putaran ke 15 kali ini mengupas tuntas apa dan bagaimana Konsep Buku Nonfiksi serta mengapa kita harus menulis sebuah buku. Tema ini sangat penting untuk dikaji lebih mendalam mengingat banyak di antara peserta yang berpartisipasi dalam program challange tujuh hari menulis bersama Prof. R. Eko Indrajit.

    Sebelum kelas dimulai, Mr. Dail Ma'ruf yang bertugas sebagai moderator kali ini menyapa peserta dan memandu doa pembuka. Melalui voice-note yang dikirimkan via WA Group Mr. Dail terdengar suaranya sedang ada di perjalanan. Karena itu, peran moderator dilakukan secara berganda dengan "Kak Ros" Rosminiyati. Kemudian, srikandi yang luar biasa hebat pun diperkenalkan. Namanya Ibu Musiin, M.Pd. Bu guru yang berasal dari Kota Tahu Takwa ini akan membersamai sharing session malam ini

    Sejak tahun 1998, Bu Iin -panggilan akrabnya, mengajar bahasa Inggris SMP Negeri 1 Tarokan Kabupaten Kediri Jawa Timur. Kecintaannya terhadap profesi guru Bahasa Inggris mengantarkannya lolos sebagai peserta dalam Short Course di SEAMEO RELC Singapura tahun 2015. Pengalaman mengajarnya dimulai dari menjadi dosen pada tahun 1994 di STKIP PGRI Jombang, STIE Dewantara Jombang dan tutor bagi pekerja asing di PT Chiel Jedang Jombang. Untuk saat ini, Bu Iin bergabung dalam Program Guru Penggerak menjadi Pengajar Praktik Angkatan 4 untuk Wilayah Kabupaten Kediri. Ruaarrr biasaBerikut ini profil lengkapnya. 

 

'CAHAYA' ITU BERASAL DARI DIRI SENDIRI

    Alhadulillah pada kesempatan ini, Bu Musiin, M.Pd. berbagi pengalamannya menekuni dunia aksara sebagai penulis buku penerbit Mayor. Berawal dari keikutsertaannya di Kelas Belajar Menulis PGRI asuhan Omjay dan menjadi alumnus gelombang 8. Beliau satu angkatan dengan Bu Noralia Purwa Yunita, M.Pd., Suharto "Cing Ato", S.Ag., M.Pd., Bu Aam Nurhasanah, S.Pd., "Cak Inin" Mukminin, M.Pd., Mayor Nani Kusmayanti dan yang lainnya. Perempuan yang menjabat sebagai Waka Kesiswaan di sekolahnya ini menjadi salah satu dari 9 orang pertama yang berhasil menaklukkan tantangan program 7 hari menulis bersama Prof. Ekoji. 

    Bu Iin memberikan spirit dan doping motivasi yang luar biasa. Di awal ketika mengikuti kelas Belajar Menulis, Founder organisasi swadaya masyarakat YAPSI ini mengaku berangkat dari nol dan belum memiliki blog. Srikandi multitalenta ini sama sekali tidak pernah bermimpi untuk bisa menulis buku. Namun ternyata, kelas menulis Omjay menjadi pembuktian nyata bahwa TIDAK ADA YANG TIDAK MUNGKIN. Mengutip pendapatnya Prof. Rhenaldi Kasali, kalau kita berpikir secara Opportunity Based, kita akan selalu memiliki keyakinan bahwa ada pintu di tengah tembok rintangan. Menulislah setiap hari, maka keajaiban akan datang.

    Akhirnya dengan antusias, Bu Iin aktif berpartisipasi di kelas BM asuhan Om Jay. Beliau bertemu dengan banyak penulis pemula dan pemateri hebat, salah satunya adalah Prof. Eko. Dan, 'CAHAYA' UNTUK BERKARYA ITU BERASAL DARI DIRINYA SENDIRI. Ketika dihinggapi perasaan minder untuk menulis, kini beliau menjadi berani menulis. Menurutnya, kegiatan menulis ternyata sangat menyenangkan. Kekuatan menulis ini menurut founder PT In Jaya yang bergerak di bidang ekspedisi ini akan menjadi sangat berarti ketika kita ingin menjadi salah satu bagian dari Program Guru Penggerak (PGP) Kemdikbudristek RI.

    "Bapak ibu jangan sampai menjadikan kegiatan menulis, sebagai contoh menulis resume kelas Om Jay menjadi sebuah mimpi burukSaya telah berhasil mengalahkan ketakutan dari diri saya sendiri. Ketakutan itu ternyata merendahkan potensi saya untuk menulis. Saya yakin Bapak Ibu hebat yang ada di kelas ini pasti juga mampu menjadi PEMENANG DENGAN MENERBITKAN TIDAK HANYA SATU BUKU, NAMUN PULUHAN BUKU," harapnya kepada seluruh perserta kelas BM, sambil membagikan cover buku yang ditulisnya bersama Prof Eko. Salah datu tulisan bu Iin di web harian Pos Kota: https://poskita.co/2020/10/29/kecerdasan-digital-di-tengah-pandemi/

    (Harapan Bu Iin ini semoga menjadi do'a untuk kita semua dan insyaAllah mustajab. Aamiien).

Buku Karya Buu Iin bersama Prof. Ekoji berjudul "Literasi Digital Nusantara"

Buku "LiDi Nusantara" Bu Iin terpajang cantik di jajaran rak toko buku di seluruh Indonesia 

KEKUATAN CINTA KALAHKAN KETAKUTAN MENULIS (BUKU)

    Sobat blogger pasti pernah mengalami perasaan konyol dengan hanya duduk berjam-jam di depan laptop, namun tidak mampu menulis apa pun. Perasaan ketakutan itu seringkali membuat minder dan takut bila menulis, apalagi menerbitkan buku. Hal ini biasa dirasakan oleh para penulis pemula, tak terkecuali Bu Iin saat itu. Tak jarang ketika hendak menulis buku, kita sudah memiliki anggapan yang sama sekali tak berdasar, misalnya:

  1. Takut tidak ada yang membaca.
  2. Takut salah dalam menyampaikan pendapat melalui tulisan.
  3. Merasa karya orang lain lebih bagus.

    Bu Iin yang hobi memasak ini mengibaratkan Prof. Eko di EKOJI Channel sebagai seorang Master  Chef  yang menyediakan banyak pilihan bahan masakan. Kita bisa mengolah bahan dan materi di channel Youtube Ekoji itu menjadi berbagai jenis hidangan. Pilihannya ada pada diri masing-masing peserta. Seperti yang disampaikan Prof Eko, kita bisa menulis sesuai dengan hobi, kegemaran, kesukaan, cerita,  atau sesuatu yang dikuasai dan dicintai. Do what you love and love what you do.

    "Pengetahuan, pengalaman dan keterampilan yang dimiliki adalah bentuk buku yang ada di dalam diri kita yang belum dikeluarkan. Saya memiliki buku, Bapak Ibu juga memiliki buku, NAMUN buku tersebut MASIH belum lahir," terang Bu Iin sambil menjelaskan sebuah buku yang sangat populer dan menjadi rujukan para penulis pemula, judulnya "Is There A Book Inside You?"

    
    
    Bu Musiin mengutip bukunya Dan Poynter & Mindy Bingham, yang kalau diterjemahkan secara bebas ke dalam bahasa Indonesia begitu keras menyindir dan memprovokasi. "ADAKAH SEBUAH BUKU DI DALAM DIRI ANDA?" Atau dengan bahasa lain, penulis buku tersebut ingin mengatakan, "Terlepas dari pekerjaan dan gaya hidup Anda saat ini, mungkin ada buku di dalam diri Anda yang menjerit untuk keluar."
    Setiap orang memiliki pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan di dalam dirinya. Berapa ratus purnama telah kita lalui, berapa banyak kejadian entah itu pahit atau manis mengukir perjalanan hidup kita. Jadi, semua tergantung pada individu masing-masing apakah mau dikeluarkan dalam bentuk buku atau tidak.
    Atau hanya dikeluarkan dalam bentuk pengajaran di kelas-kelas saja atau hanya dalam bentuk obrolan atau cerita kepada anak cucu saja, yang tidak meninggalkan jejak keabadian?

   Menulis bukanlah keterampilan yang mudah. Berbagai penelitian bahasa menunjukkan di antara empat keterampilan berbahasa, menulis adalah keterampilan yang dianggap paling sulit. Menulis tidak semudah berbicara, semudah bergosip. Justru tantangannya ada karena sulit. Perjuangan menjadi penulis dengan mengikuti kelas menulis, membuat resume, menghasilkan buku, maka akan lahir CINTA MENULIS.

MENULIS BUKU; SEBUAH IMPERATIF MORAL-INTELEKTUAL

     Imperatif kategoris adalah perintah tanpa syarat alias murni dari tujuan dan niat yang baik. Istilah ini sangat terkenal dalam dunia filsafat yang merupakan prinsip yang mendasari tindakan etis dalam filsafat Immanuel Kant. Ada yang mengatakan, seorang penulis harus berangkat dari kalimat filosofis tertentu. Mari kita mulai menulis dari sekarang. Menulislah, karena kita seorang muslim. Menulislah agar karyamu dibaca dunia dan memberdayakan umat. Menulislah karena dengan menulis maka engkau ada, dengan meninggalkan jejak dalam tulisan. Setinggi apa pun pendidikanmu, tanpa menulis sulit untuk diketahui (keberadaanmu) setelah ajal menjelang. Tidakah kita tahu, bahwa benda yang pertama kali diciptakan oleh Allah SWT adalah Pena (al-Qalam), sebagaimana bunyi sebuah hadits Rasulullah Saw.

    Oleh karena itu, sebelum menulis buku kita harus menemukan alasan kuat mengapa ingin menjadi penulis. Alasan Bu Iin ingin menjadi penulis antara lain sebagai berikut: 

  1. Mewariskan ilmu lewat buku.
  2. Ingin punya buku karya sendiri yang bisa terpajang di toko buku online maupun offline.
  3. Mengembangkan profesi sebagai seorang guru. 

    Keinginan kuat ternyata mengantarkan ke hukum tarik menarik di alam semesta ini. Hukum Tarik-Menarik (the law of attraction) dalam rahasia alam ini mengatakan bahwa kemiripan menarik kemiripan. 

    Pikiran untuk menjadi penulis memandu Bu Iin mengikuti berbagai kelas menulis, salah satunya kelas Om Jay (Kelas BM). Beliau juga mengikuti tantangan menulis selama 1 minggu bersama Prof. Eko. Jika kita berpikir untuk menulis buku (dan membayangkan seolah-olah sudah menjadi penulis handal), maka akan lahirlah sebuah buku. Namun sebaliknya, jika kita berpikir kegagalan, maka yang tersisa hanya kekecewaan.

    Ada sebuah pertanyaan besar "Mengapa kita harus menulis buku??" Mr. Poynter dan Mrs. Bingham (2002: 12) memberikan penegasan, "Anda harus menulis buku karena (pasti) ada sesuatu yang ingin Anda katakan, atau Anda menganggap ada sesuatu yang orang lain harus mengetahuinya (tetapi orang lain tidak ada yang menulisnya)."  
    "When you write a book, you become a part of the elite community which creates our culture and keeps it alive" (Ketika Anda menulis sebuah buku, maka Anda menjadi bagian dari komunitas elite (pilihan dan terbaik), yang membuat peradaban kita terjaga keberlangsungannya). Demikian kutipan kalimat yang dikatakan Mr. Poynter (2002: 12). Teringat apa yang pernah disampaikan Bu Kanjeng dalam sesi Kelas BM putaran ke-2 yang lalu. Bahwa kemampuan menulis dipandang sebagai indikator intelektualitas dan kematangan berpikir. Hingga hari ini, profesi menulis adalah salah satu pekerjaan yang sangat dihormati dan dan dihargai secara sosial.


    "Menulis adalah proses seumur hidup", kata Caryn Mirriam-Goldberg, Ph.D., seorang sastrawan-penulis terkenal dari Amerika yang sudah menulis sejak usia 14 tahun. Di buku karyanya berjudul "Write Where You Are: How to Use Writing to Make Sense of Your Live" (diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia "DARIPADA BETE, NULIS AJA!"), Mirriam (1999) mengajak kita untuk menyalurkan segala hal yang berada di dalam diri kita dan mengungkapkannya pada dunia melalui tulisan. Jadikan menulis sebagai cara terbaik untuk memahami dunia dan menyesuaikan diri.

POLA PENULISAN BUKU NONFIKSI

    Malam ini kita membahas buku nonfiksi. Dalam penulisan buku nonfiksi ada 3 pola, yakni:

  1. Pola Hierarkis (Buku disusun berdasarkan tahapan dari mudah ke sulit atau dari sederhana ke rumit). Contoh: Buku Pelajaran.
  2. Pola Prosedural (Buku disusun berdasarkan urutan proses. Contoh: Buku Panduan.
  3. Pola Klaster (Buku disusun secara poin per poin atau butir per butir. Pola ini diterapkan pada buku-buku kumpulan tulisan atau kumpulan bab yang dalam hal ini antarbab setara).

     Pola yang digunakan oleh Bu Iin dalam menulis buku Literasi Digital Nusantara adalah pola ketiga, yakni Pola Klaster.

 TAHAPAN DALAM MENULIS BUKU NONFIKSI

    Langkah yang harus diperhatikan dalam proses penulisan buku terdiri dari 5 tahapan mMenurut  model Gail E. Tompkins (2010), yakni:

  1. Pratulis
  2. Menulis Draf
  3. Merevisi Draf
  4. Menyunting Naskah
  5. Menerbitkan

  • Langkah Pertama: Pratulis

  1. Menentukan tema
  2. Menemukan ide
  3. Merencanakan jenis tulisan
  4. Mengumpulkan bahan tulisan
  5. Bertukar pikiran
  6. Menyusun daftar
  7. Meriset
  8. Membuat Mind Mapping
  9. Menyusun kerangka

    Bu Iin berpesan supaya memilih tema yang kita kuasai dan kita cintai. Tema bisa ditentukan satu saja dalam sebuah buku. Tema dari buku nonfiksi adalah parenting, pendidikan, motivasi, dll. Untuk melanjutkan dari tema menjadi sebuah ide yang menarik, penulis bisa mendapatkannya antara lain bersumber dari:

  1. Pengalaman pribadi;
  2. Pengalaman orang lain;
  3. Berita di media massa;
  4. Status Facebook/Twitter/Whatsapp/Instagram;
  5. Imajinasi;
  6. Mengamati lingkungan;
  7. Perenungan; dan
  8. Membaca buku.

    Jika ide itu datang segeralah ditulis, karena ide itu mudah datang dan juga mudah pergi. 

    Contoh tema yang Bu Iin angkat di bukunya adalah pendidikan. Ide awal berasal dari berita di media massa, mengamati lingkungan serta diperkuat dari materi di Prof EKOJI Channel dengan judul "Digital Mindset" (The Key to Transform Your Organization) yang tayang di Youtube tanggal 20 Maret 2020.

    Untuk mendapatkan referensi, bisa berasal dari data dan fakta yang kita peroleh dari literasi di internet. Pada saat menulis buku LitGit Nusantara, kita semua sedang dalam situasi lockdown, sehingga Bu Iin hanya duduk manis di rumah. Referensi lainnya dapat berupa:

  1. Pengetahuan yang diperoleh secara formal, nonformal, atau informal :
  2. Keterampi lan yang diperoleh secara formal, nonformal atau informal ;
  3. Pengalaman yang diperoleh sejak balita hingga saat ini ;
  4. Penemuan yang telah didapatkan ;
  5. Pemikiran yang telah direnungkan.

Tahap berikutnya adalah membuat kerangka. Kerangka berikut ini diajukan Bu Iin ke Prof. Eko dan disetujui untuk melanjutkan ke proses penulisan, yaitu:

BAB 1 Penggunaan Internet Di Indonesia

  1. Pembagian Generasi Pengguna Internet
  2. Karakteristik Generasi Dalam Berinternet

BAB 2 Media Sosial

  1. Media Sosial
  2. UU IT
  3. Kejahatan di Media Sosial

BAB 3 Literasi Digital

  1. Pengertian
  2. Elemen
  3. Pengembangan
  4. Kerangka Literasi Digital
  5. Level Kompetensi Literasi Digital
  6. Manfaat
  7. Penerapan Literasi Digital Pada Lintas Generasi
  8. Kewargaan Digital

BAB 4 Ekosistem Literasi Digital Di Nusantara

  1. Keluarga
  2. Sekolah
  3. Masyarakat

BAB 5 Literasi Digital Untuk Membangun Digital Mindset Warganet +62

  1. Perkembangan Gerakan Literasi Digital Di Indonesia
  2. Literasi Digital Tanpa Digital Mindset Di Indonesia
  3. Membangun Digital Mindset Warganet +62

    Dalam menulis isi buku berdasarkan kerangka yang dibuat, Bu Iin mengikuti tutorial dari Pak Yulius Roma Patandean di Channelnya berikut ini: 

    Dengan mengikuti langkah Pak Roma, tulisan menjadi rapi dan tertata sejak awal. Daftar isi, kutipan, indeks dan daftar pustaka tertata secara otomatis.

Anatomi/Sistematika Buku

  1. Halaman Judul
  2. Halaman Persembahan (OPSIONAL)
  3. Halaman Daftar Isi
  4. Halaman Kata Pengantar (OPSIONAL, minta kepada tokoh yang berpengaruh)
  5. Halaman Prakata
  6. Halaman Ucapan Terima Kasih (OPSIONAL)
  7. Bagian/Bab
  8. Halaman Lampiran (OPSIONAL)
  9. Halaman Glosarium
  10. Halaman Daftar Pustaka
  11. Halaman Indeks
  12. Halaman Tentang Penulis

  • Langkah Kedua: Menulis Draf

  1. Menuangkan konsep tulisan ke tulisan dengan prinsip bebas.
  2. Tidak mementingkan kesempurnaan, tetapi lebih pada bagaimana ide dituliskan

  • Langkah Ketiga: Merevisi Draf

  1. Merevisi sistematika/struktur tulisan dan penyajian
  2. Memeriksa gambaran besar dari naskah.

  • Langkah Keempat: Menyunting naskah (KBBI dan PUEBI)

  1. Ejaan;
  2. Tata Bahasa;
  3. Diksi;
  4. Data dan faktal;
  5. Legalitas dan norma.

  • Langkah Kelima: Menerbitkan

Apa dalam proses menulis buku tidak ada hambatan dialami? Jawabannya menurut Bu Iin cukup banyak, terutama hambatan yang berkaitan dengan:

  1. Waktu
  2. Kreativitas
  3. Teknis
  4. Tujuan
  5. Psikologis

Cara mengatasinya dapat dilakukan melalui:

  1. Banyak membaca
  2. Mencari inspirasi di lingkungan sekitar, orang sekitar atau terkait dengan nara sumber.
  3. Disiplin menulis setiap hari.
  4. Pergi ke pasar dan memasak. Ini menjadi mood booster untuk menulis lagi (kebetulan Bu Iin hobi memasak).

    Demikian sharing pengalaman dari Bu Iin yang mengobarkan semangat juang peserta dalam closing statement-nya berikut ini: 

    "Tiap kesempatan yang diambil adalah sebuah kesempatan untuk menang. Kesempatan yang kecil seringkali merupakan permulaan kepada usaha yang besar. Kalahkan rasa malas dan tidak pede... karena setiap tulisan akan menemukan takdirnya. Mari kita menjadi PEMENANG DAN MENGUKIR NAMA KITA SEBAGAI BAGIAN DARI SEJARAH PERADABAN MANUSIA."

    Seorang mentor menyampaikan pada sebuah training menulis yang pernah kuikuti, "Ketika Anda benar-benar mencari sebuah bacaan tentang topik tertentu, namun tidak berhasil menemukan buku atau literatur yang anda inginkan, maka jadilah penulis tema atau materi tersebut." Mulai sekarang, yuk kita nulis buku... TULISLAH SEBUAH BUKU ATAU BANYAK BUKU YANG ADA DI DALAM DIRI ANDA! Semoga kita semua mampu tampil sebagai pemenang dengan mengalahkan segala bentuk ketakutan dan menaklukkan 'racun virus' dalam menulis. Aamiien.

Komentar

  1. Teringat apa yg disampikan om Jay. Lawanlah diri sendiri dan Tertawakanlah diri sendiri

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yuppz, betul mbak Ovi.. Lawan dan kalahkan untuk jadi pemenang.

      Hapus
  2. Selalu keren. Lengkap dengan sajian kalimat yang akrab serta santai.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih mbak Rina tas apresiasinya.. Semoga bermanfaat. Mohon krisannya

      Hapus
  3. Resume yang lengkap dengan tampilan blog yang menarik...keren Pak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih Bu Tutik atas apresiasinya. Salam literasi

      Hapus
  4. Wiih... Mantap Pak susunan tulisannya. Bisa jadi referensi nih...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mari pak Agus semangatt nulis...genapkan jadi 30 resume

      Hapus
  5. Mantap lah ini. Segera buat buku solo dari 20hari pelatihan. 👍👍

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiien..terima kasih atas supportnya pak Zaki. Mari kita wujudkan bersama

      Hapus
  6. KREN, HBT DAN TERUS SEMANGAT YA, BAGUS RESUMENYA MOGA JADI BUKU....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamien. Terima kasih pak Dail atas apresiasi dan supportnya

      Hapus

Posting Komentar

Postingan Populer